Minggu, 04 Agustus 2013

HUBUNGAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN DAN TINGKAT PARTISIPASI TERHADAP SELF EFFICACY MAHASISWA

HUBUNGAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN DAN TINGKAT PARTISIPASI TERHADAP SELF EFFICACY MAHASISWA
SEMESTER II – VI DI SEKOLAH TINGGI ILMU
TARBIYAH DARUL ‘ULUM SAROLANGUN



PROPOSAL SKRIPSI


Diajukan untuk Melengkapi Tugas
mata kuliah Bimbingan Skripsi
sebagai tugas semester VI






Oleh :



AMARULLAH

NIM. 210.01.011

 

 


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)

DARUL ‘ULUM SAROLANGUN
TAHUN 2013 / 1434 H







A.    Latar Belakang Masalah
Jika kita mendengar nama “aktivis mahasiswa”, maka akan terbayang dalam pikiran kita sekelompok pemuda-pemudi dengan pakaian Jas Almamaternya dan setumpuk pekerjaan organisasi yang harus mereka selesaikan disamping tugas-tugas kuliah mereka yang juga menumpuk. Aktivitas keorganisasian mereka yang padat tentunya akan banyak menyita waktu dan tenaga, namun nilai positif pengalaman berorganisasi yang mereka dapatkan juga sebanding dengan pengorbanan mereka lakukan. Para aktivis mahasiswa dikenal juga sebagai sosok mahasiswa yang memiliki keberanian dan kepercayaan diri yang tinggi, dimana mereka ditempa untuk senantiasa yakin bahwa mereka mampu melakukan suatu perubahan besar (agent of change).
Keyakinan diri para aktivis ini juga telah dibuktikan dengan banyak sekali mantan aktivis mahasiswa yang kemudian sukses dan menjadi tokoh nasional, seperti: Boediman Soejatmiko, Akbar Tanjung, Yusuf Kalla, Andi Malarangeng, Muhaimin Iskandar, Fahri Hamzah, dan masih banyak lagi. Mereka semua adalah para tokoh mantan-mantan aktivis sekaligus mantan pimpinan organisasi-organisasi kemahasiswaan baik ekstra maupun intra kampus, yang semasa kuliah mereka banyak menghabiskan waktunya dalam berbagai kegiatan organisasi mahasiswa di samping aktivitas akademis mereka yang juga tidak kalah banyaknya. Kemudian jika kita kilas balik pergerakan bangsa Indonesia tentunya kita pasti ingat bahwa awal mula kebangkitan nasional itu diawali dengan berkumpulnya sekelompok mahasiswa yang dengan percaya diri membentuk sebuah organisasi terstruktur yang bernama “Budi Utomo”, yang membuat mereka lebih berani dan percaya diri bergerak dan berkarya.
Dari fenomena-fenomena di atas dapat juga dilihat bagaimana sebuah pengalaman berpartisipasi aktif dalam organisasi kemahasiswaan dapat memberikan pengaruh besar bagi peningkatan self efficacy (kepercayaan diri seseorang untuk mampu melakukan sesuatu). Sebagaimana diungkapkan Bandura, tahun 1997, dalam Alwisol (2004), efikasi diri dapat diubah sehingga bisa ditingkatkan melalui salah satu kombinasi empat sumber, yakni;
1.         Pengalaman menguasai sesuatu prestasi (performance accomplishment),
2.         Pengalaman vikarius (vicarius experience),
3.         Persuasi social (social persuation), dan
4.         Pembangkitan emosi (emotional/phyisiological state).
Hubungan organisasi kemahasiswaan dan tingkat partisipasi terhadap self efficacy (kepercayaan diri) mahasiswa, juga dikuatkan oleh saudara Husnil Aqili selaku mahasiswa yang masih masih melaksanakan studinya di perguruan tinggi STIT Darul ‘Ulum Sarolangun, yang dengan tegas menyatakan bahwa : “Prestasi belajar dan kepercayaan diri mahasiswa yang aktif dalam organisasi ekstra kampus sangat baik”. Kemudian dalam penelitian yang dilakukan oleh Amarullah (pengamat dan penulis) pada minggu ke-2 bulan Maret 2013 sampai pada minggu ke-3 bulan Mei 2013 lalu, maka dalam hal ini diperoleh hasil yang lebih akurat dengan pernyataan sebagai berikut :
“Mahasiswa yang aktif dalam organisasi memiliki motif berprestasi lebih baik dibanding mahasiswa yang tidak aktif dalam organisasi intra maupun ekstra kampus dan pengalaman organisasi terutama pengalaman keberhasilan menyelesaikan suatu permasalahan yang sulit, dapat meningkatkan kepercayaan diri, motif berprestasi, dan keluwesan para anggotanya dalam menghadapi berbagai masalah”.

Berpikir edialis dan selalu berusaha untuk membangun diri serta organisasi merupakan sebuah bentuk pembelajaran yang akan sangat bermanfaat oleh pelaku aktivis mahasisiwa itu. Tingkat keberhasilan yang diperoleh mahasiswa selama mengikuti proses belajar mengajar atau kuliah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan dilakukan selama periode tertentu yang dapat diukur dengan menggunakan tes. Prestasi Belajar Mahasiswa ditunjukkan dalam Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Berdasarkan pra-survey yang dilakukan terhadap beberapa mahasiswa yang aktif di organisasi Ekstra maupun Intra kampus, mereka sangat berbeda dengan mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi ekstra maupun intra, mahasisiwa yang aktif lebih mendominasi di bidang pergaulan, tata cara bahasa dan tinglah laku yang memang mereka mendapatkanya di pengkaderan organisasi mereka.
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Darul ‘Ulum Sarolangun memiliki beberapa organisasi kemahasiwaan yang masih eksist sampai sekarang, baik itu organisasi ekstra maupun intra kampus. Akan tetapi, sampai saat ini masih jarang sekali ada penelitian yang membahas tentang hubungan organisasi kemahasiswaan dengan peningkatan self  efficacy mahasiswa, terutama di lingkungan STIT-DU Sarolangun.
Dengan adanya Kenyataan ini, maka penulis merasa sangat tertarik untuk mengadakan suatu penelitian khusus yang berkenaan dengan hal ini. Oleh karena itu, dalam penelitian ini juga peneliti sendiri akan mencoba untuk memfokuskannya pada Masalah-masalah tersebut di atas yang nantinya akan dapat dituangkan ke dalam bentuk sebuah Skripsi yang diberi judul : “HUBUNGAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN DAN TINGKAT PARTISIPASI TERHADAP SELF EFFICACY MAHASISWA SEMESTER II–VI DI SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH DARUL ‘ULUM SAROLANGUN”.

B.     Rumusan Massalah
Pengalaman  merupakan  sarana  terbaik  dalam  proses pengembangan  mental  dan  kepercayaan  diri  seorang  individu,  sehingga banyak  pengalaman  akan  berdampak  positif  bagi  peningkat self efficacy seseorang. Kemudian,  organisasi  kemahasiswaan  memberikan  sarana bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman dan pembelajaran mengenai banyak  tugas-tugas  baru.  Oleh  karena  itu,  seharusnya  pengalaman  seorang mahasiswa  dalam  aktivitasnya  di  organisasi  kemahasiswaan  memberikan kontribusi  positif  bagi  pengembangan self  efficacy mahasiswa  yang bersangkutan.
Dari gambaran latar belakang masalah di atas, penelitian ini perlu menjawab beberapa pertanyaan sebagai pertanyaan penelitian. Adapun pertanyaan penelitian yang yang dimaksud dapat di rincikan pada rumusan masalah berikut :
1.         Bagaimana tingkat partisipasi mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan di STIT Darul ‘Ulum sarolangun ?
2.         Bagaimana self efficacy pada mahasiswa di STIT Darul ‘Ulum sarolangun?
3.         Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat partisipasi mahasiswa dalam aktivitas organisasi kemahasiswaan dengan self efficacy mahasiswa di STIT Darul ‘Ulum sarolangun ?

C.    Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi Beberapa tujuan, tujuan yang ingin di capai dari penelitian yang akan dicantumkan dalam sebuah skripsi ini adalah :
1.         Mengetahui  bagaimana  tingkat  partisipasi  mahasiswa  dalam  aktivitas organisasi kemahasiswaan di STIT Darul ‘Ulum sarolangun ?
2.         Mengetahui bagaimana tingkat self efficacy pada mahasiswa di STIT Darul ‘Ulum sarolangun ?
3.         Mengetahui  bagaimana  hubungan  antara  partisipasi  mahasiswa  dalam aktivitas  organisasi kemahasiswaan dengan self efficacy pada mahasiswa di STIT Darul ‘Ulum sarolangun ?
D.    Manfaat Penelitian
Untuk membuat sutu penelitian yang fokus pada pokok permasalahan maka disini perlu dirumuskan apa yang kegunaan atau manfaat penelitian ini, adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :
1.         Mamfaat Teoritis : Memberi masukan dan memperkaya konsep keilmuan psikologi terutama mengenai teori self efficacy.
2.         Mamfaat Praktis   :
a.       Menjadi dasar bagi pihak kampus STIT Darul ‘Ulum untuk semakin memfasilitasi organisasi kemahasiswaan di STIT Darul ‘Ulum sarolangun.
b.      Meningkatkan  antusiasme  mahasiswa untuk  aktif  dalam  berbagai kegiatan organisasi kemahasiswaan di STIT Darul ‘Ulum sarolangun.

E.     Kerangka Teori
1.      Pengertian Organisasi Kemahasiswaan.
Sekelompok mahasiswa yang terdiri dari 2 orang atau lebih yang membentuk sebuah persatuan dengan manajemen yang mereka tentukan sendiri.
2.      Pengertian self efficacy.
Self efficacy  Bahasa Ingris yang apabila di artikan dalam bahasa Indonesia berarti Kemanjuran diri. Akan tetapi kemanjuran disini di dipinisikan sebagai bentuk kepercayaan diri seseorang. Dalam penelitian ini kepercayaan diri yang dimaksud adalah kepercayaan diri dalam ruang lingkup bergaul, memecahkan dan menghadapi sebuah masalah.

F.     Metodologi (Prosedur Penelitian)
1.      Rancangan Penelitian.
Penelitian yang dilakukan dalam penyusunan skripsi ini adalah mengunakan metode pengumpulan data langsung dari lapangan dan studi kepustakaan. Dalam hal ini leteratur yang dijadikan sebagai sumber primer penelitian meliputi, populasi dan buku-buku kajian pendidikan baik yang mengacu pada leteratur pendidikan islam maupun pendidikan umum dan buku kajian-kajian umum lainya.
2.      Populasi dan sampel.
a.       Populasi.
Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu objek yang merupakan perhatian peneliti. Objek dapat berupa mahluk hidup, benda-benda sytem, prosedur dan lain-lain. Secara sederhana, populasi dapat diartikan sebagai berikut:
1)        Keseluruhan subjek penelitian.
2)        Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas dan ciri-ciri yang ditetapkan.
3)        Sejumlah subjek yang lengkap dan jelas.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, atau pristiwa sebagai sumber daya yang mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian (Subana, 2000:24). Jadi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasisiwa semester II-VI Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Darul ‘Ulum Sarolangun yang Aktif sebagai Aktivis kampus atau yang tergabung di dalam organisasi intra maupun ekstra kampus.
b.      Sampel.
Sampel adalah bagian kecil dari populasi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan cara Fild Research yaitu pengumpulan data dari lapangan yang diperoleh melalui observasi lapangan, wawancara langsung, dukumentasi dan pengisian angket. Untuk menentukan sampel ada beberapa teknik diantaranya adalah Statified random sampling, yaitu dengan mengambil sampel secara acak dengan persentase antara 7% sampai 10%. Dari populasi penelitian.
Untuk sampel penelitian ini peneliti akan mengambil seluruh populasi dengan kemungkinan yang tidak dapat hadir pada saat dilakukan berkisar 25%. Dengan demikian sampel pada penelitian ini adalah seluruh mahasisiwa  STIT-DU Sarolangun yang tergabung dalam Organisasi intra dan ekstra kampus.
3.      Intrumen Penelitian.
a.       Alat pengumpulan data.
Dalam penelitian ini penulis memiliki beberapa alat atau media untuk mengumpulkan data diantaranya:
1)        Observasi lapangan.
2)        Dukumentasi.
3)        Angket.
b.      Skoring, Koding (Untuk Butir Pengumpulan data).
Penentu sekor di dalam alat pengumpulan data seperti observasi, angket dan dukumentasi dilakukan langsung di lapangan yaitu mahasiswa STIT-DU Semester II-VI.
c.       Jenis data.
Jenis data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Dalam penelitian ini penulis mengambil data dari cara memperolehnya yaitu data primer dan data skunder.
1)        Data primer.
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber aslinya (tidak melalui media perantara). Data ini dapat berupa opini subjek secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Metode yang digunakan untuk mendapkan data primer yaitu : (1) metode Survei dan (2) metode observasi.
2)        Data sekunder.
Data sekunder adalah data yang didapat peneliti secara tidak langsung dari objek melaikan melalui media perantara (diperoleh dari pihak lain perantara). Data sekunder pada umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dukumenter) yang di Publikasikan atau yang tidak dipublikasikan. Sebelum proses pencarian data sekunder dilakukan, kita perlu melakukan indentifikasi kebutuhan terlebih dahulu, indentifikasi dapat dilakukan dengan cara membuat pertayaan-pertanyaan sebagai berikut:
a)        Apakah data sekunder di perlukan dalam penelitian ini atau tidak?
b)        Data sekunder apa yang kita perlukan?
Identifikasi data sekunder yang kita perlukan akan membantu mempercepat dalam pencarian dan penghematan waktu serta biaya.
d.      Validitas dan Realibilitas (alat pengumpulan data).
Validitas akan menunjukan kebenaran pengumpulan data atau data yang dikumpulkan benar-benar ingin diperoleh peneliti. Validitas pengumpulan data study kepustakaan meliputi dua hal yaitu kepercayaan dan kepahaman.
4.      Teknik Pengumpulan data.
Untuk mengumpulkan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.       Observasi.
Observasi adalah teknik yang dilakukan dengan pengamatan data terjun langsung ke lapangan tempat penelitian.
b.      Dukumentasi.
c.       Angket.
Angket atau  kuesioner adalah intrumen pengumpulan data yang digunakan dalam teknik komunikasi tidak langsung dengan sumber data. Artiya responden secara tidak langsung menjawab daftar pertanyaan tertulis melalui media tertentu (Subana, 2000:30)
5.      Teknik analisa data.
Analisa data merupakan suatu bentuk proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan, menyusun data berarti menggolongkankedalam pola, tema atau katagori, semua data diklasipikasikan menurut topic-topik yang dibahas.

G.    Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan mulai dari penelitian lapangan hingga penggarapan proposal, yaitu pembuatan proposal, pengumpulan data, verifikasi data dalam waktu berurutan. Adapun jadwal penelitian di mulai dari minggu ke-2 bulan Maret 2013 sampai pada minggu ke-3 bulan Mei 2013 lalu, itulah sepintas penulis memberi gambaran tentang jadwal penelitian dan akan di bahas secara rinci pada pembuatan skripsi selanjutn.