Hinaan itu
nutrisi jiwa
Jangan takut dihina karena hinaan jika
diambil hikmahnya bisa dijadikan pelecut semangat menuju kemajuan. Semangat untuk menyalahkan hinaan yang di alamatkan dengan
sebuah pembuktian. untuk itu diperlukan
ketangguhan mental dalam menerima cercaan,
makian, serta hinaan. jangan sampai hinaan
menghambat kemajuan, dan
menjadikan kesedihan yang berkepanjangan. Jika kita mau belajar dari
sejarah, bahwa tak ada satupun manusia di dunia ini yang luput dari hinaan.
Terlepas dari besar kecilnya hinaan itu sendiri. Jangankan orang kecil.
Presiden sekalipun sering menjadi alamat hinaan dan cercaan. Jangankan kita manusia
biasa, Nabi pun tak luput dari hinaan.
Saya
ingin menceritakan kisah perjalan “cinta
bertepuk sebelah tangan,
mengharapkan cinta kasih dari seorang wanita tapi yang diterimanya malahan
hinaan dan makian”.
Cerita
itu bermula dari rasa kagum seorang pria bernama Edi yang mengagumi seorang wanita
bernama Eni bukan nama aslinya. Layak seorang hamba pasti memiliki rasa cinta
begitulah edi di hatinya tumbuh rasa suka kepada seorang wanita bernama eni, di
pikirannya selalu menari wajah gadis pujaannya itu, dan berharap gadis itu bisa
dimlikinya. Untuk
mewujudkan semua itu edi berusaha untuk mendekatinya dan menyatakan cintanya,
namun keinginannya itu tidak semudah apa yang dibayangkannya, ternyata mulutnya
tak mampu mengucapkan kalimat cinta.
Singkatnya,
pada suatu hari edi harus menerima kabar kecewa.. pasalnya gadis dambaannya itu telah menjalin kasih
dengan pria lain, dan yang paling mengiris hati pria itu adalah sahabatnya
sendiri. Namun
edi tetap berkeyakinan bahwa walaupun demikian cinta harus tetap diperjuangkan. Akhirnya edi memberanikan
diri untuk mendatangi rumah gadis pujaannya itu. belum sempat untuk
mengutarakan isi hati si pintu rumah sudah terkunci, dan edi masih berusaha
untuk mengetuknya kembali berharap pintu itu di
buka. Tapi,
malahan ludah yang di alamatkan ke muka edi. Dengan wajah tertunduk edi
pulang, di dalam hatinya berkata, orang miskin sepertiku memang tak mudah
mendapatkan cinta. Sudahlah, Edi memutuskan untuk meninggalkan desa
tercintanya, hari berganti hari, bulan
dan tahun pun berlalu.
Akhirnya edi mendengar cerita tangis wanita pujaannya itu karena lelaki yang
dipilihnya dahulu meninggalkannya dan menikahi gadis lain.
Dari
penggalan kisah itu dapat ditarik kesimpulan ternyata orang yang kita anggap
hina memiliki hati yang mulia dan teguh mencintai kita.